Saturday 9 March 2013

Menonton Hujan


     

     Aku selalu berdoa setiap tengah malam. Bersyukur atas semua takdir kehidupan yang telah aku lalui serta pengalaman - pengalaman yang aku dapatkan dari lahir hingga kini aku memasuki usia 24 tahun. Banyak foto klasik yang kutemukan menggambarkan suasana penuh kedamaian. Benda-benda klasik yang mengingatkanku pada masa-masa itu. Banyak tempat yang menjadi saksi mata setiap takdir yang menghampiriku. Ingatan tentang semua cerita indah itu aku simpan di otak kiriku, dan akan aku buka kembali disaat aku merasa sepi, mudik ke desa, tidur di kamar yang sama yang sudah aku tiduri selama puluhan tahun sampai sekarang, bangun terlalu pagi, lelah oleh kehidupan, dan saat aku menonton setiap tetes demi tetes air hujan yang jatuh dari langit.

     Aku tonton secara detail setiap satu tetes air hujan yang jatuh ke bumi. Satu tetesan hujan mengingatkanku satu takdir atu satu kejadian atau satu pengalaman yang terjadi dimasa silam. Derasnya hujan membangkitkan semua kenangan yang tak terduga. Aku mengingat semua tempat yang menjadi saksi perjalan hidupku, baik yang indah maupun yang membawa luka hingga kini. Rasa rindu itu akan hilang hanya dengan mengunjungi tempat tersebut.

     Hujan. Aku ingin hujan turun setiap hari. Entah mengapa aku suka sekali dengan hujan, saking cintanya dengan hujan sampai akhirnya '' Menonton Hujan '' kujadikan sebagai hobi. Mungkin bagi banyak orang hal itu sangat aneh, tetapi bagiku kegiatan tersebut sangat amat menyenangkan. Saat hujan turun dengan perlahan yang tambah lama tambah lebat sudah pasti Ibu akan membuat gorengan tempe atau pisang, dan tentunya teh hangat untukku. Tidak semua hujan yang turun aku tonton, aku sangat anti dengan hujan yang disertai banyak petir. Suara petir yang sangat keras dan tidak terduga menghancurkan kedamaian seketika.

     Saat menikmati hujan dengan khusuk, terkadang beberapa kucing liar berlarian di atas Lumbung padi. Kegiatan para kucing liar itu sangat menarik perhatianku. Aku ingin ikut berlarian bersama mereka tetapi karena badanku 50 kali lebih besar dari mereka dipastikan lumbung padi akan roboh. Menonton hujan bagiku sebagai terapi penghilangan beban masalah secara permanen. Damainya suara-suara jatuhnya tetesan-tetesan air di atas tanah, di atas lantai, di atas daun, di atas jari, di atas genteng, aliran air dari pucuk pohon sampai ke tanah, cacing - cacing yang terbawa air, batu – batu yang menjadi berkilau, tanah yang berubah menjadi kristal halus. Suasana saat air hujan turun mengalir ke segala arah membasahi semua benda yang dilaluinya, menyejukan akar – akar anggrek, menjadi tempat bermain para semut, begitu sangat indah.

     Manfaat hujan bagi mahkluk mati : membersihkan mereka dari kotoran – kotoran yang bertahun – tahun menumpuk, memberikan aura terang, membarukan mereka, menghaluskan mereka, memunculkan mereka, membuat mereka terlihat simetris, mengubah warna mereka, mendinginkan mereka, menggerakan mereka, memindahkan mereka ketempat yang tepat sehingga tidak berbau lagi. Manfaat hujan bagi mahkluk hidup : menumbuhkan tunas dengan sangat cepat, membersihkan daun, memandikan semua bagian tubuh tumbuhan, menjatuhkan hama, menyegarkan klorofil, menghilangkan dahaga akar, untuk minum, mandi, keramas, menyejukan udara, mendingingkan suhu, tidur pulas, berenang bebas, bermain kejar-kejaran, mencari makanan dengan ceria, balapan renang, pacaran romantis, memberishkan halaman, mengisi air sumur, dll. 


  


Saat jiwamu lelah, tontonlah hujan yang turun di sore hari



4 comments:

  1. speachless banget baca tulisan ini sangat memberi perenungan yang mendalam.
    mengingatkanku tentang kenangan dengan ibuku juga
    tq divo met kenal yach

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam Kenal juga Silvi, bersama Ibu memang membuat kita damai :)

      Delete
  2. Berkunjung kesini tuk jalin persahabatan
    salam sukses

    ReplyDelete
  3. Salam Persahabatan Mas :) Terimakasih banyak, salam sukses juga :)

    ReplyDelete