Ada banyak pohon yang aku tidak tahu namanya, alasan utama aku tidak mengetahui namanya terdengar konyol : males mencari tahu. Berbagai macam pohon yang tidak aku kenal namanya aku tidak peduli. Aku hanya peduli dengan 1 pohon yang tidak kukenal, namun menarik perhatianku. Pohon itu kuberi nama '' Pohon Aneh ''.
Aku melihat pohon itu untuk pertama kali saat aku menembus jalan sepi, sangat sepi, yang membelah sawah dan hutan, tidak ada rumah penduduk, jalannya sangat panjang. Aku biasa melewatinya disore hari. Sepi, tenang, hangat, sejuk, itu alasan utama aku suka sekali melewatinya antara jam stengah 4 hingga stengah 6 sore sampai matahari terbenam. Sudah puluhan kali aku melewati jalan itu, bulan januari, tahun 2008, musim kemarau, aku menemukan '' Pohon Aneh '' itu.
Ciri – ciri Pohon Aneh yang kutemui :
1.Tinggi menjulang hampir sepantaran pohon kelapa, namun pohon tersebut lebih mirip pohon randu campur beringin campur semangka merambat ke atas.
2.Daunnya seperti daun pohon pakis haji.
3.Daun warnanya berubah – ubah, kadang merah, hijau, kuning, seringnya hijau.
4.Batangnya cokelat melingkar.
5.Batangnya terdapat 2 lingkaran seperti mata, 2 cabang besar seperti tangan yang menyatu telapak tanganya, batang bawah seperti kaki yang membentuk huruf O .
Pohon itu terlihat seperti tumbuh menyendiri, seperti dikucilkan oleh pohon – pohon besar di sekitarnya. Jarak pohon – pohon disekitarnya dengan pohon aneh terlihat jauh, bahkan dari kejauhan tempatku berhenti melihat pohon itu. Aku duduk diatas motorku dengan jarak 300 meter. Aku selalu melihat pohon itu tampak menyendiri, dilihat dari sudut manapun. Aku ingin mendekati pohon itu, tapi dengan 1 syarat motor harus ditinggalkan. Di jaman seperti ini, di daerah sesepi ini, maling sangat gampang untuk mencurinya, badanku juga lemah, gampang banget terjatuh oleh tiupan angin, cuma dikagetin dengan suara keras, aku pasti akan pingsan. Aku tak akan melepas motorku, aku sudah berkeliling bersamanya berduaan, melihat alam ciptaan Tuhan, jalan – jalan bersama di jalan yang sepi. Aku mengatakan berjalan – jalan karena memang jalan bersama, aku menuntunnya sengaja, kulepas sandal, berjalan ke tempat sepi, jalan yang membelah hutan, saat berjalan ke depan angin selalu menghalangi kami untuk mundur, kami malah kegirangan.
Akhirnya aku putuskan untuk melihat pohon tersebut sambil duduk diatas jok motor. Semua pemandangan di daerah itu sudah biasa aku lihat, jadi aku tidak heran. Hanya pohon aneh itu satu – satunya yang mengherankan buatku. Pohon itu seperti hidup. Pohon itu bergaya seperti kesepian dalam kefrustasian, terlihat dari tangannya, 2 buah lingkaran seperti mata yang sayup sering menangis tiap malam, serta kakinya yang membentuk huruf O. Aku mencari – cari apa ada hidung, mulut, rambut atau telinga, karena kalau iya aku akan merekamnya terus akan aku tampilkan di Youtube, aku beri judul '' Manusia yang dikutuk menjadi Pohon ''. Aku yakin banyak orang yang percaya ceritaku, bahkan mungkin diantara mereka akan berfikir tentang hantu yang ada di pohon tersebut hingga perlu beli Menyan untuk diletakan di depan pohon aneh itu sambil mengucap komat – kamit yang lumanyan panjang, agar orang yang berkomat – kamit itu mendapat berkah, bagus kalau ada yang seperti itu, aku senang, karena aku bisa lebih mengada – ngada untuk menyampaikan berita lagi, kalau pohonnya juga bisa nangis lho ke orang – orang itu, malah kadang – kadang keluar'' ee kuning'' dari batang bawah pohon, saat orang – orang itu dengan senang hati semakin percaya bahwa di pohon itu ada penunggunya yang mereka namakan Mbah Ijo atau Mbah Kuning atau Mbah apapun, aku akan semakin menggila lagi, aku akan menceritakan dengan cerita yang lebih ekstrem, membuat sebuah tulisan kecil di balik pohon '' Aku Akan Hidup Saat Malam 1 Suro ''. Ketika mereka terkagum – kagum lagi sambil foto bersama pohon aneh itu, aku akan lebih kreatif lagi untuk menambahkan cerita kreatifku tanpa akhir, hingga akhirnya, aku tebang pohon itu, terus aku ambil ayam di rumah tetangga, kemudian aku sembelih ayam tersebut, darahnya aku ambil aku tumbahkan ke pohon itu, sehingga terlihat seperti pohonnya mengeluarkan darah, saat semua orang semakin menggila karena menganggap pohon itu benar – benar mengeluatkan darah dan hidup, aku akan memasang bom bunuh diri, aku akan meledakan tubuhku di pohon itu hahahahahahaahhahahahh.
Kalau sampai berita besok paginya berbunyi '' Mahasiswa ditemukan tewas karena melakukan bom bunuh diri di bawah pohon besar yang aneh, karena menganggap kalau pohon tersebut tempat pemujaan atau kemusyrikan ''. Awas saja buat si pembuat berita. Aku akan menghantuinya sampai jenis kelaminnya berubah ( imajinasi orang yang tidak yakin kalau dirinya waras )
############
Esok paginya aku memutuskan untuk melihat pohon itu dari dekat. Aku masih penasaran sebenarnya pohon yang kunamakan pohon aneh itu pohon apa ?
Aku tiba ditempat pohon aneh itu setelah mengayuh sepeda tuaku hingga hampir 10 km. Betis terasa mengeras. Badan kelelahan. Tenggorokan kehausan. Saking jaranganya aku berolahraga atau karena aku mengayuh sepedaku dengan cepat sejauh 10 km. Alasan utama sangat jelas, aku jarang berolahraga, banyak banget orang yang kukenal, secara standar mereka 20 km bersepeda tanpa lelah, aku benar – benar jauh dibawah setandar orang yang terbiasa bersepeda. Aku tidak pantas bersepeda, aku ingin membuang sepeda tuaku, aku cuma looser yang sudah kelelahan. Aku sempat ingin bunuh diri dengan keadaanku wkwkkwkwkw. Aku pergi sendirian, salah berdua dengan sepedaku, dia sahabatku yang sudah berumur 40 tahun, sepeda itu sudah ada sejak aku lahir, dan belum ada niatan untuk dibuang sampai sekarang. Mungkin dia akan berumur sangat panjang mengingat semua orang di keluargaku suka bersepeda, hanya beberapa yang tidak suka termasuk aku, badan sudah gendut jadi gak perlu untuk diturunkan, kata ibuku gendut tandanya makmur, kata dokterku gendut tandanya diabetes.
Aku meletakkan sepedaku dengan jarak 10 meter dari pohon aneh tersebut.
'' Wowowowowowoow ! '' itu teriakan histerisku pertama.
'' wohe wohe wohe, gila gila gila !'' itu teriakan histerisku yang ke 2 kalinya.
Kusentuh batang pohonnya perlahan seperti menyentuh lukisan Monalisa. Aku mengamatinya dari akar – akarnya yang kokoh hingga ke ujung pohon yang tinggi. Aku memutarinya dengan perlahan. Daun – daun berguguran di sekitar pohon, ada banyak daun juga yang jatuh ke akarnya yang bukan dari daunnya.
'' Daun jatuh tidak mesti dekat dengan pohonnya, tapi bisa jatuh sangat jauh di atas kotoran kuda di Eropa terbawa angin turnado ! '' celotehku sambil melihat ranting – ranting pohon yang sangat banyak, sangat indah mengaggumkan.
'' Dimana buahnya ?'' tanyaku kediriku sendiri sambil melihat – lihat siapa tahu ada buah disini. Ternyata ada beberapa buah Kelapa Cengkir yang jatuh tepat di akarnya yang sebelah kiri 2 meter dari cabang pohon yang menyentuh tanah. Aku mengambil kelapa cengkir itu. Aku amati gak mungkin buah Kelapa ini adalah buah pohon aneh ini. Kulihat ke kiri atas ternyata ada 3 Pohon Kelapa yang tinggi. Pohon Kelapa itu memiliki buah kelapa yang besar – besar yang ukurannya sama dengan buah kelapa yang ada di tanganku.
Aku kemudian berteriak kencang : '' Buah tidak selalu jatuh dekat dengan pohonnya, bisa saja jatuhnya ke pohon jenis lain, bahkan bisa jatuh ke sungai dan terbawa arus sungai hingga tumbuh di tepi istana, walaupun kebanyakan buah jatuh tak jauh dari pohonnya, kebanyakan, tapi tidak semuanya !'' teriakku keras ke diri sendiri.
Aku amati lagi dengan seksama dengan pengamatan penuh keseluruh arah, tidak dengan melihat satu – satu, batangnya doang akarnya doang, daunnya doang, tapi semuanya.
'' Aku salah besar ! '' teriakku kepada diri sendiri sambil memegang kepala dengan kedua tangan dengan pelan.
'' Aku melakukan kesalahan besar dalam pengamatan ! '' teriakku kepada diriku sendiri sambil memegang kepala sedikit agak kasar.
'' Aku salah sangka , salah menilai pohon ini !'' teriakku sambil mengacungkan kelima jariku yang jempol semua ke arah batang pohon itu sambil menghadap ke 2 lingkaran yang membentuk seperti mata.
'' 2 lingkaran yang membentuk mirip mata yang dari kejauhan kemarin aku lihat seperti mata yang kesepian banyak menangis, setelah dari dekat ternyata ekspresinya lebih ke arah senyuman yang sangat indah, senyuman paling tulus dari yang pernah kulihat, bahkan jarang aku lihat senyuman seperti ini pada manusia ! '' celotehku keras sambil menghadap ke arah 2 lingkaran yang mirip mata di pohon itu.
'' Tangan yang dari kejauhan seperti 2 telapak tangan yang lelah, seperti 2 telapak tangan menyatu yang arahnya dekat ke perut yang menandakan tidak semangat dalam hidup alias malesan ternyata salah, aku salah, justru kedua cabang batang yang bentuknya seperti dua tangan yang menyatu itu adalah gerakan tangan selamat datang, gerakan penghormatan bagi semua orang, baik orang yang sudah dikenalnya maupun orang baru, gerakan tangan yang menunjukan penghormatan tinggi, kesopanan yang tepat kepada semua mahkluk ! '' teriakku sambil mengusap – usap kepala dengan tangan kiriku sambil melihat ke arah dua batang itu.
'' Kaki yang dari kejauhan seperti membentuk huruf O ternyata dari dekat seperti sedang menari, gerakan menari diatas tanah yang luas kesana kemari ! '' celotehku sambil melihat batang yang membentuk huruf O.
Apa yang aku lihat dari jauh tentang pohon yang aku namakan pohon aneh ini ternyata salah semua. Aku salah kaprah. Namun kesan aneh tidak pernah berubah menurut pikiranku. Dilihat dari dekat atau jauh pohon aneh tersebut tetap aneh. Aneh karena dari dekat atau jauh pohon tersebut seperti sendirian dalam keramahan, seperti dijauhi oleh pohon – pohon lainnya, bentuknya yang unik serta ramah, subur, kuat, indah, tinggi, daunnya sekarang berwarna hijau kekuningan, harusnya tidak ada alasan bagi pohon yang lainnya untuk menjauhinya kecuali kalau '' semua pohon disekitarnya iri kepada pohon aneh tersebut ''. Semua pohon iri karena banyak manusia yang lebih suka melihatnya, lebih suka menyentuhnya, lebih suka memeluknya, lebih suka memfotonya, lebih suka membicarakanya ketimbang semua pohon yang ada di situ. Aku menangkap aura seperti itu, aku tidak bisa membohongi diri sendiri dengan tetap berfikir positif. Aura tersebut terlalu jujur untuk bisa dibohongi.
Setiap orang yang melewati jalan yang membelah sawah dan hutan itu, pasti melihat ke arah pohon itu.
Entahlah apakah orang lain melihat pohon itu sama dengan penilaianku yang pertama kali dari kejauhan atau justru mereka sudah melihat pohon itu sama persis dengan penilaianku dari dekat walau mereka melihatnya dari jarak jauh. Aku harus memeriksakan mataku, kalau memang hanya aku yang menilai pohon aneh itu dengan cara begitu. Aku memang sering kesulitan melihat berbagai hal dari kejauhan.
Kutinggalkan pohon aneh itu. Aku ambil sepedaku. Aku melaju dengan cepat dengan udara yang masih terik. Aku harus segera balik ke rumah.Sepedaku mau dipake keponakanku berangkat mengaji. Aku berniat didalam hati segera mungkin untuk mencari Dosen di Fakultas Pertanian. Dosen tersebut kupaksa untuk melihat pohon aneh ini. Aku akan bertanya 1 hal kepada dosen itu.
'' Apa nama Pohon aneh ini sebenarnya, Pak Dosen ? ''
No comments:
Post a Comment