Wajahmu ? Wajahmu ber-evolusi
Mengapa kamu memilih ber-evolusi ?
Kamu lelah kah ?
Apa saja yang sudah kamu lalui ?
Berapa ember air mata yang sudah kamu teteskan dengan derasnya ?
Aku tahu kamu tidak bahagia dengan pilihan hidupmu sekarang
Mungkin aku sok tahu
Tapi evolusi wajahmu mengapa seperti itu bentuknya ?
Wajahmu seperti daun pisang kering berwarna coklat tua yang sudah jatuh ke tanah, ujung daunnya sudah menyentuh tanah tapi batangnya masih menyatu dengan pohonnya, yang sering aku tarik sampai lepas terus aku bakar
Kamu selalu mengelak
Pura-pura senyum, bahkan tertawa
Hanya kehambaran yang menyeruap
Aku menghirup kehambaran
Aku mendengar keanehan dalam senyuman dan tawamu
Mungkin aku yang belum tanggap
Kamu sudah memasuki kehidupan yang lebih rumit yang tidak hanya memikirkan diri sendiri tetapi juga banyak manusia
Aku tidak bisa membayangkannya
Anakmu cantik sekali
Kamu terpaksa berevolusi secepat-cepatnya untuk berhadaptasi
Apakah kehidupanmu serumit itu ?
Sebesar itukah masalah yang kamu hadapi ?
Kamu berevolusi total
Wajah
Pikiran
Badan
Polah tingkah
Etika
Kamu hebat
Sekarang kecerdasanku tidak bisa menembak-nebak duniami
Dulu tebakanku selalu tepat tentang masalah yang kamu hadapi
Bertengkar dengan pacar atau masalah sepele lainnya
Kamu harus cerita, agar aku paham
Kamu harus berdiskusi, agar evolusimu terkena oksigen yang banyak
Kamu harus bernyanyi, agar wajah dan tubuhmu terkena banyak air hidrogen
Kembali segar, cerah, matanya berbinar - binar indah, seperti dulu
Gelombang sampaikan semua pertanyaanku ini kepadanya
Tuhan tiuplah gelombang ini langsung menuju otaknya
Aku butuh jawabannya, agar aku paham dunia barunya
Tapi bila tidak ada jawaban
Bila tidak ada gelombang balik
Mungkin kita harus berpisah beberapa tahun
Sampai aku tahu jawabannya
Sampai kamu menjadi wanita paling percaya diri dan heboh
Wajahmu kering begitu karena kamu masih berada di dua dunia
Kamu harus pergi
Pilih satu
Pergi ke dunia barumu sekarang juga
Nikmati
Bahagia
Mengapa kamu memilih ber-evolusi ?
Kamu lelah kah ?
Apa saja yang sudah kamu lalui ?
Berapa ember air mata yang sudah kamu teteskan dengan derasnya ?
Aku tahu kamu tidak bahagia dengan pilihan hidupmu sekarang
Mungkin aku sok tahu
Tapi evolusi wajahmu mengapa seperti itu bentuknya ?
Wajahmu seperti daun pisang kering berwarna coklat tua yang sudah jatuh ke tanah, ujung daunnya sudah menyentuh tanah tapi batangnya masih menyatu dengan pohonnya, yang sering aku tarik sampai lepas terus aku bakar
Kamu selalu mengelak
Pura-pura senyum, bahkan tertawa
Hanya kehambaran yang menyeruap
Aku menghirup kehambaran
Aku mendengar keanehan dalam senyuman dan tawamu
Mungkin aku yang belum tanggap
Kamu sudah memasuki kehidupan yang lebih rumit yang tidak hanya memikirkan diri sendiri tetapi juga banyak manusia
Aku tidak bisa membayangkannya
Anakmu cantik sekali
Kamu terpaksa berevolusi secepat-cepatnya untuk berhadaptasi
Apakah kehidupanmu serumit itu ?
Sebesar itukah masalah yang kamu hadapi ?
Kamu berevolusi total
Wajah
Pikiran
Badan
Polah tingkah
Etika
Kamu hebat
Sekarang kecerdasanku tidak bisa menembak-nebak duniami
Dulu tebakanku selalu tepat tentang masalah yang kamu hadapi
Bertengkar dengan pacar atau masalah sepele lainnya
Kamu harus cerita, agar aku paham
Kamu harus berdiskusi, agar evolusimu terkena oksigen yang banyak
Kamu harus bernyanyi, agar wajah dan tubuhmu terkena banyak air hidrogen
Kembali segar, cerah, matanya berbinar - binar indah, seperti dulu
Gelombang sampaikan semua pertanyaanku ini kepadanya
Tuhan tiuplah gelombang ini langsung menuju otaknya
Aku butuh jawabannya, agar aku paham dunia barunya
Tapi bila tidak ada jawaban
Bila tidak ada gelombang balik
Mungkin kita harus berpisah beberapa tahun
Sampai aku tahu jawabannya
Sampai kamu menjadi wanita paling percaya diri dan heboh
Wajahmu kering begitu karena kamu masih berada di dua dunia
Kamu harus pergi
Pilih satu
Pergi ke dunia barumu sekarang juga
Nikmati
Bahagia
No comments:
Post a Comment