Penisku sudah tidak bisa berdiri lagi. Tubuhnya sekarang sangat gendut. Bahkan aku harus membayangkan wanita seksi dulu sebelum berhubungan intim dengannya. Dulu prinsipku setia sampai mati kepadanya tanpa kompromi. Aku bahkan sangat membenci mereka yang berselingkuh. Kini aku dilema. Sekarang aku tidak ada bedanya dengan mereka. Aku masih sangat mencintainya tapi aku sudah tidak bernafsu lagi untuk berhubungan intim dengannya.
Mengapa dia tidak mau menurunkan berat badannya ? aku sudah kerja mati-matian dari pagi sampai malam. 10 dari 15 juta gajiku kuberikan kepadanya. Mengapa dia tidak mau diet ? mengapa dia tidak mau memutihkan kulit, mengencangkan payudara dan merapatkan vaginanya ?
Ternyata cinta dan nafsu itu tidak menyatu. Keduanya terpisah jauh. Bukti cintaku padanya sudah jelas. Aku sering membelikan dia kalung. Biaya sekolah anak-anak, asuransi, uang jajan anak-anak, biaya rekreasi, beli rumah, beli mobil, dan semua kebutuhan lainnya aku yang nanggung karena aku ini kepala keluarga. Harusnya dia sebagai istri juga tahu kewajibannya : membuat suami senang. Dia harusnya berusaha melangsingkan badan. Aku sudah sangat sabar. Onani dengan tangan setiap malam sudah tidak terhitung. Dia masih tidak mengerti. Semakin hari tubuhnya semakin gendut saja. Berbagai cemilan enak tersedia di kamar.
Penisku bisa berdiri jika melihat hal-hal yang seksi seperti tubuh yang langsing, payudara kencang, vagina yang wangi dan keset, tubuh wangi, dan paha mulus putih. Bukan salahku jika penisku tidak bisa berdiri dan gairahku hilang. Dia yang tidak mau merubah bentuk tubuhnya seperti dulu.
Aku selamanya akan terus bekerja mati-matian buat dia dan anak-anak tapi aku juga butuh kepuasan seks. Sayangnya istriku tidak bisa memberikannya. Membuat penisku berdiri saja tidak bisa. Harusnya semua wanita yang sudah menikah itu lebih liar dari para pelacur. Sudah menikah artinya sudah sah untuk berhubungan intim. Setelah menikah bukannya lebih liar malah semakin gendut dan pendiam. Dulu aku juga membenci poligami tapi sekarang aku paham alasan mereka melakukan itu.
Saat aku menyindir badannya sudah melar dan melarangnya banyak makan, dia malah marah dan bilang bahwa aku tidak bisa menerima dia apa adanya. Aku juga bekerja tidak apa adanya. Aku kerja mati-matian dari pagi sampai malam buat mereka jadi kerjaku bukan apa adanya. Gajiku besar bukan apa adanya. Pria diciptakan 70% dominan otak dan 30% hati sedangkan wanita sebaliknya 70% dominan hati dan 30% otak. Wanita memakai hatinya berlebihan. Wanita menyuruh pria agar memahami hati mereka. Hello ! sampai kiamatpun seorang pria tidak akan bisa memahaminya karena komposisi hati wanita sampai 70% sedangkan pria cuma 30%. Salahkan Tuhan dong jangan salahkan pria. Sebaiknya kaum wanita juga jangan menonton drama korea. Drama korea itu sesat sekali. Dalam drama korea pria digambarkan sangat tidak sesuai dengan takdirnya : tidak pernah nangis, sangat maco, sangat ganteng, kalau bertengkar pria duluan yang harus minta maaf dengan bersujud-sujud memohon, dan yang paling tidak masuk akal adalah harus menebak-nebak pikiran wanita memangnya pria itu para normal. Hati-hati loh jangan-jangan yang kalian cintai itu imajinasimu sendiri. Sangat mengerikan.
Walaupun nafsuku hilang bukan berarti rasa cintaku hilang. Justru semakin hari aku semakin mencintainya. Jika dia sakit aku akan merawatnya sampai kapanpun. Aku rela menggantikan sakitnya. Aku sudah membuat surat wasiat kelak jika aku mati 50% hartaku untuk dia sisanya untuk kedua anakku. Buat orang-orang yang berpikir cinta itu harus menerima apa adanya, mau gendutnya 350 Kg harus tetap setia. Mauku juga begitu tapi bagaimana dengan penisku ? penisku tidak bisa ngaceng !
Entah sampai kapan aku begini ?
Semoga dia mau menurunkan berat badannya seperti dulu !
No comments:
Post a Comment