Saturday 8 October 2016

Free My Soul

Awalnya aku mengenal-Mu lewat orang lain.
Orang lain yang jumlahnya sangat banyak.
Ternyata yang mengenalkan tentang-Mu bukan cuma mereka, ada politik, pemimpin partai, media, blog, buku, pemimpin negara, dll. Banyak sekali buku yang memperkenalkan-Mu dengan versinya sendiri-sendiri. Bahkan ada yang sengaja dirubah & disamakan oleh para manusia terkuat.
Pertemuan demi pertemuan telah kulewati.
Pemikiran demi pemikiran telah kupikirkan lagi.
Perbuatan demi perbuatan telah kurasakan terus-menerus.
Semuanya begitu berbeda.
Semuanya begitu sangat berbeda hingga 180 derajat.
Buku dan dunia nyata begitu sangat amat terlalu berbeda sekali.
Perbuatanmu, perbuatan dia, perbuatan B, perbuatan D, dan masih banyak lagi telah mengobrak-ngabrik semua doktrin yang ada di otakku. Doktrin yang terus masuk dan bahkan beberapa sudah mendarah daging menjadi ideologi.
Kalian telah mengobrak-ngabrik semuanya hingga keluar hilang terbawa angin. Bahkan beberapa yang sudah mendarah daging.
Aku tersesat.
Aku tidak mengenal-Mu.
Aku mulai mencari-Mu.
Dengan sangat mengerikan.
Kini aku telah menemukan-Mu pada esensi tertinggi : makrifat.
Aku bisa menyembah-Mu dengan sujud (sholat).
Aku bisa menyembah-Mu dengan bernyanyi.
Aku bisa menyembah-Mu dengan meditasi.
Aku bisa meyembah-Mu dengan sujud (meditasi ajaran Sidharta Gautama).
Aku bisa menyembah-Mu dengan berteriak.
Esensi menyembah adalah menyembah dari hati & pikiran.
Tidak semua orang bisa menerima hal seperti itu.
Itulah mengapa negara memberi label sila pertama : Tuhan Maha Esa.
Pemimpin bangsa paham bahwa kita semua menyembah Tuhan yang sama yang Esa.
Hanya cara menyembah-Nya yang berbeda-beda.
Seperti burung yang menyembah-Nya dengan cara terbang muter sayap dibentangkan.
Seperti lumba-lumba berenang muter di tengah laut.
Burung tak perlu memaksa lumba-lumba terbang.
Lumba-lumba tak perlu memaksa burung berenang.
Terimakasih Tuhan.
Karena Engkau Maha Esa.
Karena Engkau berfirman nomer satu yang bisa menyelamatkan manusia adalah : rahmat.
Terimakasih karena Engkau berkuasa mutlak dengan rahmat.
Terimakasih atas level pemikiran-Mu yang tak terjangkau.
Tak terjangkau = rahmat.
Terimakasih atas kebenaran mutlak yang hanya diketahui oleh Engkau.
Terimakasih atas level serba tak terbatas yang Engkau miliki Tuhan.
Saat ada yang bertanya kepadaku tentang-Mu maka jawaban yang lebih dari percaya tentang-Mu adalah :
''Jika kita menaruh batu sebesar lemari di depan rumah maka dalam 10 tahun batu itu akan berubah menjadi pasir atau bongkahan-bongkahan batu kecil.
Berbeda dengan alam semesta yang terus menerus berkembang sampai saat ini. Jika kita menaruh batu sebesar lemari maka dalam 10 tahun batu itu akan berubah menjadi sebesar gunung. Dalam 20 milliar tahun maka akan berubah menjadi planet bumi. Semua itu bisa dilihat sangat jelas melalui satelit & teleskop : planet-planet atau bintang-bintang antar galaksi saling menjauh berkembang seperti balon saat kita tiup. Jika ditarik ke masa lalu maka semuanya menyatu. Artinya alam semesta berkembang. Dari sini kita sudah masuk pada level yang bukan hanya PERCAYA kepada Tuhan tapi sudah masuk level MELIHAT Tuhan''.
Tulisan ini membuatku damai tanpa ada keragu-raguan atau bimbang 1% pun.

No comments:

Post a Comment