Setelah menonton film pendek '' democrasy is yet to learn '' jadi ingin menuliskan segala uneg - uneg yang ada di otak untuk dikeluarkan biar sehat, otak kosong tanpa beban, tidur nyenyak.
Temenku yang beraliran islam konservatif pernah berkata kepadaku : demokrasi itu haram hukumnya tidak sesuai dengan ajaran Rasullulah. Aku sangat amat tidak setuju dengan pemikirannya. Menurutku demokrasi adalah jalan untuk membebaskan kita dari keterbelakangan menuju kemajuan, kemajuan diberbagai bidang. Setelah menonton media massa, menonton TV, mengalami sendiri, bergaul dengan banyak orang, aku kok jadi seperempat setuju dengan temanku yg konservatif itu, justru menurutku temanku itu jauh lebih benar dibandingkan aku ( orang yang sok merasa lebih pintar darinya ). Mengapa aku sekarang setuju 25% dengan temanku ?
Berikut alasannya ( pendapat pribadi ) :
6. Dll ( banyak tak hingga )
1. Kebodohan. Melihat banyaknya orang yang bilang '' piye kabare ? enak jamanku toh '' ( tulisan dibawah gambar Soeharto yang sedang melambaikan tangan ). Banyak sekali orang yang ingin kembali kejaman Soeharto membuatku mencantumkan tanda tanya besar ke mereka, apakah mereka tahu bahwa harga - harga dijaman itu sangat murah karena disubsidi dengan hutang jangka pendek dan jangka panjang yang sangat amat besar, hingga hutang jangka pendek jatuh tempo & bunga hutang negara meledak yang dampaknya sangat dirasakan generasi kita ini ? kalau mereka tidak tahu berarti artinya '' sangat amat bahaya sekali ''. Apa artinya demokrasi jika suara mayoritas itu adalah anak - anak SD Kelas 1 ? yang dipilih oleh mereka ya pasti yang ngasih permen atau coklat enak kan ? mungkin kalau Arya Wiguna mencalonkan diri menjadi presiden bisa menang karena suara mayoritas ? Bukan perubahan yang terjadi malah negara semakin tidak karuan ? Dampak paling fatal : pejabat - pejabat yang duduk dikusi pemerintahan yang dipilih oleh suara mayoritas ( dari kelurahan, kecamatan, kabupaten, hingga kursi DPR ). Bagi wilayah yang mayoritas penduduknya sudah tahu '' mengapa harga - harga dijaman Soeharto itu murah '' itu baru menjadikan demokrasi sebagai alat kemajuan tercepat suatu negara, pejabat - pejabat berkualitas akan didapat dan wilayah itu bakal maju pesat. Inti utamanya pada suara mayoritasnya.
2. Kapitalisme yang menjadi raja. Pengusaha tidak salah memiliki prinsip ingin untung sebanyak - banyaknya : membangun Mall sebanyak - banyaknya, membangun hotel sebanyak - banyaknya, membangun pabrik sebanyak - banyaknya, itu sama sekali tidak salah, justru itu bagus untuk memajukan negara dan mengurangi pengangguran. Permasalahan yang timbul adalah mereka akan menyuap pejabat untuk bisa mendirikan 45 Mall disetiap kecamatan dan pejabatnya mau saja disuap ( pejabat pilihan suara mayoritas ). Akibatnya tata kota ( wilayah ) hancur lebur karena ketidaktegasan pejabat terkait : banjir, kemacetan, sampah dimana - mana, polusi parah, kepadatan penduduk, banyak remaja yang memilih ke Mall karena tidak ada taman ( hasilnya jadi remaja hedonis ), dll. Acara TV pun juga karena diambil dari rating mayoritas ( demokrasi ) hasilnya acara cartoon lenyap ( padahal Baby Channel masih terus eksis di channel berbayar ) dan acara - acara yang penuh ilmu tumbang satu per satu. Demokrasi berdasar suara mayoritas.
3. Hukum bisa dibeli. Mereka yang punya duit banyak atau kaum superkaya jika melanggar hukum tinggal ngasih 5 milliar semua masalah beres.
4. Kriminalitas meningkat pesat karena ketidakadilan terjadi diberbagai bidang.
5. KKN ( Korupsi Kolusi dan Nepotisme ) semakin merajalela hingga membentuk sistim dinasti. KKN meningkat dikarenakan balas dendam akan pengeluaran permen - permen dan coklat - coklat untuk kaum mayoritas itu terlampau banyak, untuk mengembalikannya jalan satu - satunya ya korupsi. Bayangkan saja untuk menjadi Kepala Desa saja uang yang harus dikeluarkan itu mencapai 500 juta, kalau sudah terpilih bagaimana cara mengembalikan modal tersebut ?
Walaupun 25% aku sependapat dengan temanku itu, 50% aku setuju hanya demokrasilah yang bisa memajukan bangsa kita hingga melebihi negara - negara Eropa dengan syarat mempunyai suara mayoritas yang berkualitas. 25% sisanya aku ingin Indonesia menjadi negara kerajaan seperti Inggris, Belanda, Denmark, Swedia, Spanyol, Brunei Darussalam, Belgia, dll. Syarat negara bentuk kerajaan maju adalah pemimpin utamanya berkualitas, Inggris punya Ratu Elizabeth dan Margaret Thatcher yang luar biasa hebat. Indonesia punya Tri Rismaharini dan Sri Mulyani yang juga luar biasa hebat jika ingin menjadi kerajaan. Negara - negara yang menganut sistim demokrasi sangat membingungkan karena demokrasi itu sendiri banyak macamnya demokrasi liberal, demokrasi komunis, demokrasi parlementer, demokrasi langsung, demokrasi campuran, dan berbagai aliran demokrasi yang semuanya tergantung suara mayoritas.
Catatatn : Pemerintah sepertinya juga ketakutan kalau masyarakatnya bertambah cerdas. Buktinya anggaran pendidikan juga kecil ( jumlah gedung sekolah baik SD, SMP, SMU juga tidak ditambah padahal jumlah siswanya ( orangnya ) bertambah berkali - kali lipat ). Mereka juga membuat iklan baik untuk partai maupun pribadi dengan menggunakan joget - joget dangdut serta ada juga yang menggunakan slogan - slogan pendekar sakti ( pendekar yang sedang diidolakan di TV ), bahkan sampai pakai fotonya Soeharto. Mereka semua berfikir bahwa kita semua ingin kembali ke jaman Soeharto dan akan memilih mereka karena kita suka dengan pendekar sakti itu tanpa pernah tahu track record mereka ?
Catatatn : Pemerintah sepertinya juga ketakutan kalau masyarakatnya bertambah cerdas. Buktinya anggaran pendidikan juga kecil ( jumlah gedung sekolah baik SD, SMP, SMU juga tidak ditambah padahal jumlah siswanya ( orangnya ) bertambah berkali - kali lipat ). Mereka juga membuat iklan baik untuk partai maupun pribadi dengan menggunakan joget - joget dangdut serta ada juga yang menggunakan slogan - slogan pendekar sakti ( pendekar yang sedang diidolakan di TV ), bahkan sampai pakai fotonya Soeharto. Mereka semua berfikir bahwa kita semua ingin kembali ke jaman Soeharto dan akan memilih mereka karena kita suka dengan pendekar sakti itu tanpa pernah tahu track record mereka ?
Demokrasi secara mutlak ditentukan oleh suara mayoritas. Sudah siapkah negara kita ?
jawablah dengan blak - blakan tanpa pencitraan
No comments:
Post a Comment